HAND OUT
PENGUKURAN POTENSIOMETER DAN
JEMBATAN WHEATSTONE
Oleh :
Wawan Purwanto
120534400675
S1 PENDIDIKAN TEKNIK
ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
NOVEMBER 2012
PENGUKURAN POTENSIOMETER DAN
JEMBATAN WHEATSTONE
A. Pengertian Potensiometer
dan Jembatan Wheatstone
1.
Pengertian Potensiometer
Potensiometer
atau variabel resistor adalah resistor yang dapat berubah nilai satuan Ohm-nya
dengan cara memutar tuas pemutar atau sekrup yang menggerakkan kontak
geser/penyapu (wiper) yang terdapat di dalam resistor tersebut. Potensiometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur potensial yang berdasarkan
sifat-sifat kelistrikan, yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah analit
(kuantitatif) dengan menggunakan sinyal potensial.
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan
sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan dan dapat diatur nilai resistasinya. Jika hanya dua
terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser),
potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer
biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali
suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat
digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick.
Gambar potensiometer
Sumber : (http://www.google.co.id/search?q= Potensiometer)
2.
Pengertian Jembatan Wheatstone
Jembatan
Wheatstone adalah perangkat yang
digunakan untuk mengukur elektrik
resistensical dengan metode
perbandingan. Pada dasarnya adalah sebuah rangkaian listrik, jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur resistansi dari resistor yang tidak
diketahui dengan melewatkan arus yang melalui rangkaian tersebut. Jembatan
Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu
tahanan yang tidak diketahui harganya (besarnya).
Jembatan
Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada
1833 dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun
1843. Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui
hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu
kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya
potensiometer.
Jembatan
Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya
relatif kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/
kartsluiting dan sebagainya. (Suryatmo, 1974). Jembatan Wheatstone adalah alat
yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1
sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2,
R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui
nilainya dengan teliti dan dapat diatur. (Lister, 1993).
B. Fungsi Potensiometer dan
Jembatan Wheatstone
1.
Fungsi dan penggunaan
potensiometer
Penggunaan potensiometer banyak
digunakan sebagai kontrol pengguna, dan dapat mengontrol berbagai fungsi yang
sangat luas peralatannya. Potensiometer linier (juga dikenal sebagai
"fader") dan potensiometer putar (biasanya disebut tombol-tombol)
secara teratur digunakan untuk mengatur kenyaringan, redaman frekuensi dan
karakteristik lain dari sinyal audio dalam audio control.
Potensiometer juga digunakan sebagai
kontrol volume di amplifier audio, dimana potensio juga disebut "lancip
pot audio", karena respon amplitudo dari telinga manusia juga logaritma.
Memastikan bahwa, pada kontrol volume ditandai 0 hingga 10, misalnya,
pengaturan dari 5 suara setengah keras sebagai pengaturan 10. Ada juga sebuah pot
anti-log atau lancip audio sebaliknya yang hanya kebalikan dari potensiometer
logaritmik. Hal ini hampir selalu digunakan dalam konfigurasi dengan
potensiometer logaritmik, misalnya, dalam kontrol keseimbangan audio.
Adapun fungsi potensiometer sebagai
kontrol nada atau equalizer dalam penggunaan kombinasi dan jaringan filter,
sebelumnya untuk televisi dipergunakan untuk mengontrol kecerahan gambar,
kontras, dan respon warna. Sebuah potensiometer sering digunakan untuk mengatur
"menahan rangkaian vertikal", yang mempengaruhi sinkronisasi antara
menyapu sirkuit internal penerima (multivibrator dan sinyal gambar yang
diterima)
Potensiometer
banyak digunakan sebagai bagian dari transduser perpindahan karena
kesederhanaan konstruksi dan dapat memberikan sinyal keluaran yang besar. untuk
komputasi dalam komputer analog. Potensiometer presisi tinggi digunakan untuk
skala hasil antara faktor konstan yang diinginkan, atau untuk mengatur kondisi
awal untuk perhitungan. Sebuah potensiometer bermotor dapat digunakan sebagai
generator fungsi, menggunakan kartu perlawanan non-linear untuk memasok
aproksimasi untuk fungsi trigonometri. Sebagai contoh, putaran poros mungkin
mewakili sudut, dan pembagian tegangan dapat dibuat sebanding dengan cosinus
sudut.
2.
Fungsi Jembatan Wheatstone
Kegunaan dari jembatan Wheatstone
adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada
galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar).
Rangkaian jembatan wheatstone di gunakan untuk menghitung resistansi
yang belum diketahui nilainya dengan bantuan dari rangkaian jembatan. Untuk
itu, dua kaki yang digunakan dalam rangkaian diseimbangkan dan satu kaki
termasuk resistansi yang belum diketahui nilainya.
Jembatan wheatstone juga dapat di gunakan untuk mengukur hambatan
listrik. Hambatan sendiri merupakan hasil bagi antara tegangan dengan arus.
Rangkaian jembatan wheatstone tidak memerlukan alat ukur seperti voltmeter dan
amperemeter, cukup menggunakan satu galvanometer untuk melihat apakah ada arus
listrik yang melalui suatu rangkaian.
C. Jenis- jenis Potensiometer
Jenis-jenis potensio meter, antara lain :
1.
Potensiometer Putar
Potensio putar mempunyai kontak setengah lingkaran yang terbuat dari
bahan yang dapat menghambat, seperti grafit atau kawat. Setiap akhir kontak
terhubung ke terminal, dan tegangan yang diterapkan di seluruh terminal. Batang
yang dihubungkan ke kontak yang bergerak di seluruh permukaan grafit kontrak,
dan kontak ini adalah yang ketiga yang terhubung ke terminal. Dengan tegangan
pada terminal keluaran ini bergantung pada posisi dari batang, asalkan
tegangan yang melintasi dua terminal masukan tetap stabil.
Gambar Potensio Putar
Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Potensiometer)
2. Potensiometer Trimmer
Potensiometer trimmer juga disebut trimpots, adalah versi putaran kecil
yang digunakan pada papan sirkuit ke fine tune tegangan tinggi di sirkuit. Trimpots
biasanya sudah ditetapkan pada pabrik dan jarang disesuaikan kembali. Trimpots
bisa disesuaikan (diatur) dengan menggunakan obeng karena tidak memiliki batang
atau geser.
Sumber : (http://www.sahabat-informasi.com)
3. Potensiometer Geser
Juga disebut faders, ada yang
langsung dapat melawan bagian dari materi di antara dua terminal di satu sisi,
dan kontak yang bergerak di sepanjang sisi lain terhubung ke terminal ketiga.
Gambar Potensio Geser
Sumber : (http://www.sahabat-informasi.com)
4. Potensiometer Digital
adalah program perangkat lunak yang menggunakan komputer untuk
membuat penyesuaian kecil tegangan tanpa perlu untuk komponen mekanis.Mereka
biasanya digunakan dalam produksi musik lain yang akan diperlukan
banyak potensiometer biasa.
Gambar Potensio Digital
Sumber : (http://www.sbqy.cn/readdbfile.asp?id=424)
Jenis potensiometer yang tersedia di pasaran
Potensiometer yang tersedia di pasar terdiri dari beberapa jenis,
yaitu potensiometer karbon, potensiometer wire wound dan potensiometer metal
film.
1.
Potensiometer karbon
Potensiometer yang terbuat dari bahan karbon harganya cukup murah
akan tetapi kepresisian potensiometer ini sangat rendah biasanya harga
resistansi akan sangat mudah berubah akibat pergeseran kontak.
2.
Potensiometer gulungan kawat
(wire wound)
Potensiometer yang menggunakan kawat halus yang dililit pada batang
metal. Ketelitian potensiometer tergantung dari ukuran kawat. Kawat yang
digunakan biasanya adalah kawat nikelin.
3.
Potensiometer metal film adalah
potensiometer yang menggunakan bahan metal yang dilapiskan kebahan isolator
Sumber : (http://landasanteori.blogspot.com)
D. Komponen- Komponen Utama Potensiometer
dan Jembatan Wheatstone
1.
Komponen Potensiometer
Sebuah potensiometer biasanya dibuat dari sebuah
unsur resistif semi-lingkar dengan sambungan geser (penyapu). Unsur resistif,
dengan terminal pada salah satu ataupun kedua ujungnya, berbentuk datar atau
menyudut, dan biasanya dibuat dari grafit, walaupun begitu bahan lain mungkin
juga digunakan sebagai gantinya. Penyapu disambungkan ke terminal lain. Pada
potensiometer panel, terminal penyapu biasanya terletak di tengah-tengah kedua
terminal unsur resistif. Untuk potensiometer putaran tunggal, penyapu biasanya
bergerak kurang dari satu putaran penuh sepanjang kontak. Potensiometer
"putaran ganda" juga ada, elemen resistifnya mungkin berupa pilinan
dan penyapu mungkin bergerak 10, 20, atau lebih banyak putaran untuk
menyelesaikan siklus. Bahan yang digunakan untuk membuat unsur
resistif adalah kawat resistansi, plastik partikel karbon dan campuran
keramik-logam yang disebut cermet.
Pada potensiometer geser linier, sebuah kendali
geser digunakan sebagai ganti kendali putar. Unsur resistifnya adalah sebuah
jalur persegi, bukan jalur semi-lingkar seperti pada potensiometer putar.
Potensiometer jenis ini sering digunakan pada peranti penyetel grafik, seperti
ekualizer grafik. Karena terdapat bukaan yang cukup besar untuk penyapu dan
kenob, potensiometer ini memiliki reliabilitas yang lebih rendah jika digunakan
pada lingkungan yang buruk.
Pembuat potensiometer jalur konduktif menggunakan
pasta resistor polimer konduktif yang mengandung resin dan polimer, pelarut,
pelumas dan karbon. Jalur dibuat dengan melakukan cetak permukaan pada substrat
fenolik dan memanggangnya pada oven. Proses pemanggangan menghilangkan seluruh
pelarut dan memungkinkan pasta untuk menjadi polimer padat. Proses ini
menghasilkan jalur tahan lama dengan resistansi yang stabil sepanjang operasi.
Bagian- bagian potensiometer
- Elemen resistif
- Badan
- Penyapu (wiper)
- Sumbu
- Sambungan tetap
- Sambungan penyapu
- Cincin
- Baut
- Sambungan tetap
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan
daya tinggi (lebih dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk
mengatur taraf isyarat analog (misalnya pengendali suara
pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik.
Sebagai contoh, sebuah peredup lampu menggunakan potensiometer untuk
menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC, jadi
secara tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu.
Nilai hambatan dari potensiometer
ada beragam ada 50K, 100K, dll, sebagai contohnya dapat kita lihat pada volume
radio atau amplifier
yang menggunakan tombol yang diputar. Dalam tombol tersebut sebenarnya adalah
berisi potensio yang nilai hambatannya dapat digeser, jadi dengan berubahnya
nilai tahanan dari resistor maka volume akan semakin tinggi atau semakin
rendah.
2.
Bagian
Bagian Jembatan Wheatstone
Secara
teknis, jembatan Wheatstone adalah sirkuit elektrik dasar. Pengaturan ini juga
terdiri dari sumber listrik seperti baterai dan galvanometer yang bertindak sebagai koneksi antara kedua sirkuit paralel. Kedua sirkuit
paralel juga terdiri dari dua resistor masing-masing, dari mana resistensi dari
tiga yang ditahui nilainya dan yang lainnya adalah perangkat yang resistanya
yang akan diketahui (yang dicari).
Peralatan
yang diperlukan, dalam satu set Rangakaian Jembatan Wheatstone, terdiri dari :
1.
DC Power Supply
2.
Galvanometer
3.
Dua (2) Hambatan Pembanding
4.
Hambatan yang akan diukur
Gambar skema Rangkaian
Jembatan Wheatstone
Sumber :
(http://www.google.co.id/search?q=rangkaian+jembatan+wheat+stone)
Seperti
ditunjukkan dalam gambar skema di atas, ada empat resistensi terhubung sebagai
rangkaian jembatan. Tiga resistor R1, R2 dan R3 akan tahu nilai-nilai. Nilai
dari perlawanan RX akan tidak diketahui dan harus dihitung. Nilai resistensi R2
dapat disesuaikan. Sebuah galvanometer harus diatur antara poin B dan D.
Kondisi yang
harus dipenuhi pada titik keseimbangan diberikan di bawah ini.
Jika R2/R1
= RX/R3, maka VBD = 0 dan arus melalui VG = 0. Untuk
mencapai kondisi ini, resistor disesuaikan bervariasi. Arah arus dapat
diketahui dari nilai resistor R2.
Begitu
kondisi keseimbangan diperoleh nilai resistensi RX juga diperoleh.
Dengan
demikian, RX = [R2/R1]
x R3
Metode ini
sangat akurat sebagai nilai-nilai lain dari resistor presisi tinggi. Ini salah
satu manfaat rangkaian jembatan wheatstone.
Galvanometer
Galvanometer adalah alat yang
digunakan untuk deteksi dan pengukuran arus. Prinsip kerjanya tergantung pada
momen yang berlaku pada kumparan di dalam medan magnet. Bentuk mula-mula dari
galvanometer adalah seperti alat yang dipakai Oersted yaitu jarum kompas yang
diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur. Kawat dan jarum
diantara keduanya mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus di dalam kawat.
Kepekaan galvanometer bertambah, bila kawat dililitkan menjadi kumparan dalam
bidang vertikal dengan jarum kompas ditengahnya.
Jika
konduktor pengalir arus ditempatkan dalam medan magnet dihasilkan gaya pada
konduktor yang cenderung menggerakkan konduktor itu dalam arah tegak lurus
medan. Prinsip ini digunakan dalam instrument pendeteksi arus. Instrument
pendeteksi arus yang peka disebut galvanometer. (Lister, 1993).
Galvanometer
merupakan instrument sangat peka dan dapat mengukur arus yang sangat lemah.
Galvanometer terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak yang
ditempatkan dalam sebuah medan magnet begitu rupa sehingga garis-garis medan
akan menimbulkan kopel pada kumparan apabila melalui kumparan ini ada arus.
(Flink, 1985).
Di dalam
teori pengukuran listrik yang dimaksudkan dengan pengukuran Galvano yaitu suatu
instrument yang dipergunakan untuk memperlihatkan arus yang lemah. Untuk
menyatakan dengan jelas kadang-kadang dipisahkan juga untuk
instrument-instrumen yang peka (sensitif), yang banyak dipakai di laboratorium
dan terutama sistem jembatan yang banyak kita jumpai. (Suryatmo, 1974).
Gambar Galvano Meter
Sumber :
(http://www.google.co.id/search?q=galvanometer)
E. Prinsip Kerja Potensiometer
dan Jembatan Wheatstone
1.
Prinsip
Kerja Potensiometer
Dalam Gambar 2-1, Vs
adalah tegangan standar dan Vx adalah tegangan yang akan diukur.
Tahanan R dari a ke badalah tahanan yang dilengkapi dengan sikat yang mempunyai
posisi kontrak, yang dapat diatur seperti yang diperlihatkan dalam gambar, dan
arus (I) diliran dari baterai (E) melalui suatu rheostat (Rh) yang
dapat diatur. Pertama-tama hubungkanlah tegangan standar (V), seperti dalam
gambar 2-1 (a) dan tetapkan posisi dari sikat-sikat (s) sesuai dengan Vs .
Karena tahanan antara a ke s adalah Rs, maka tegangan IRs
akan dibandingkan antara a – s disebabkan oleh arus I. Bila tegangan ini adalah
sama dengan Vs, maka galvanometer (G) tidak akan menunjukkan
pergeseran, meskipun penghubung (K) ditutup. Langkah ini untuk menyatakan
kesamaan dari tegangan Vs dan IRs, dengan cara melihat
pada galvanometer (G) hingga tidak memberikan refleksi, disebut membalansasikan
(menyeimbangkan) Vs dengan IRs.
Sumber
: (Pengukuran dan Alat Alat Ukur Listrik,
Sapiie, Hal 86)
Untuk membalansasikan (menyeimbangkan) Vs
dengan IRs, Rh diatur untuk mengatur arus potensiometer
(I). Misalkan bahwa arus pada keadaan seimabng adalah Is maka :
Vs = Rs
. Is ( Persamaan 2-1 )
Kemudian hubungkanlah tegangan yang akan diukur (Vx),
sepert dalam gambar 2-1 (b). Misalkan galvanometer (G) tidak memberikan
defleksi, meskipun penghubung (K) ditutup bila posisi dari sikat-sikat diatur
sampai dengan pada psisi x. Dengan demikian, maka arus yang mengalir pada
a - b akan seperti Is dan
tegangan IsRx aka terdapat a - x.
Karena dalam keseimbangan dengan Vx, maka :
Vx = Rx
. Is (
Persamaan 2-2 )
Dari persamaan (2-1) dan
(2-2) yang didapatkan melalui dua langkah untuk mendapatkan keseimbangan
seperti yang dijelaskan diatas, akan diperoleh :
Jadi, tegangan yang tidak diketahui Vs
dapat diketahui dari
hasil perkalian tegangan yang diketahui (Vs) dengan rasio hambatan (Rx/Rs).
Patut diketahui bahwa Rx dan Rs hanya tersangkut di dalam
kebutuhan, sebagai suat rasio, sehingga harga mutlak tidak perlu diketahui.
Dengan
demikian, jika posisi (s) dibuat dengan harga-harga skala dari tegangan standar
(Vs), dan posisi sikat lainnya dibuat sehingga sesuai dengan harga Vs
(Rx/Rs), maka harga dari Vx dapat segera
dibaca dari posisi skala dimana Vx didapatkan dari keadaan
keseimbangan. Langkah menyeimbangkan yang pertama dengan pertolongan (Rh)
adalah untuk membuat arus potensiometer mencapai harga yang tetap, yaitu Is
= Vs/ Rs. Setelh langkah ini tegangan yang melalui a
- x sesuai dengan posisi dari
sikat-sikat akan sama dengan Vs (Rx/Rs).
Dengan pengertian ini maka langkah penyeimbangan yang pertama disebut menstandarisasikan arus potensiometer
Dapat disimpulkan bahwa suatu potensiometer memungkinkan arus
yang tetap mengalir melalui hambatan yang mempunyai berbagai ratio yang
diketahui secara teliti, dan mengukur tegangan yang belum diketahui nilainya,
dengan mempersamakannya pada suatu perkalian dari tegangan yang diketahui. Cara
pengukuran tegangan dimungkinkan karena rasio tadi, tahanan-tahanan dapat
diukur dengan ketelitian yang sangat baik, dan rasio tersebut akan stabil tanpa
dipengaruhi oleh umur potensiometer. Dalam pengukuran yang mempergunakan
prinsip potensio meter ini, maka arus potensiometer harus dibuat tetap diantara
kedua langkah menuju pada keseimbangan-keseimbangan yang dimaksudkan di atas.
2.
Prinsip
Kerja Jembatan Wheatstone
Prinsip jembatan Wheatstone mirip dengan kerja dari potensiometer.
Pengukuran jembatan Wheatstone sangat akurat dan nilai resistansi yang tidak
diketahui kebanyakan ditemukan dalam rangka untuk mengukur nilai-nilai fisika
lain seperti suhu, tekanan kekuatan, dan sebagainya.
Prinsip dari metode jembatan wheatstone adalah :
1.
Hubungan antara resitivitas dan
hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besar hambatan tertentu. Dan
juga menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu
2.
Hukum Ohm yang menjelaskan
tentang hubungan antara hambatan, tegangan dan arus listrik. Yang mana besar
arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya suatu hambatan.
3.
Hukum Kirchoff 1 dan 2, yang
mana sesuai dari hukum ini menjelaskan jembatan dalam keadaan seimbang karena
besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan.
Cara kerja dari jembatan Wheatstone
adalah sirkuit listrik empat tahanan dan sumber tegangan yang dhubungkan
melalui dua titik diagonal dan pada kedua titik diagonal yang lain dimana
galvanometer di tempat seperti yang diperlihatkan pada jembatan Wheatstone
(Pratama, 2009). Umumnya Jembatan Wheatstone digunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya
relatif kecil sekali umpamanya saja: suatu kebocoran dari kabel tanah atau
kortsluiting dan sebagainya. (Source: Media Bali)
F. Mengukur Potensiometer
Gambar: Mengukur
Variabel Resistor / Potensiometer
Sumber : (http://elektronikaindustri.com)
Variabel
resistor yang memiliki tuas pemutar disebut potensiometer (potentiometer) dan
yang memiliki sekrup pengatur disebut preset atau trimpot.
Mengukur nilai satuan Ohm dari variabel resistor dengan Multimeter adalah seperti
yang ditunjukkan seperti gambar di atas. Saklar jangkauan ukur pada posisi Ohm,
batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kOhm,
sesuai dengan potensio yang akan diukur.
Menentukan Kaki-kaki
Potensiometer
Potensiometer memiliki
3 kaki pokok, dan biasanya ada yang ditambah 2 kaki. Untuk memudahkan dalam membedakan kaki-kaki tersebut
ditandai dengan angka 1, 2, 3 atau a, b, c pada simbolnya.
Cara menentukan kaki nomor 1, 2 dan 3 adalah sebagai berikut:
·
Pegang
atau tempatkan potensiometer sedemikian rupa sehingga terlihat bahwa
kaki-kaki potensiometer berada di bagian atas dan as berada µlebih jauh¶ dari mata anda.
·
Perhatikanlah
bahwa kaki yang paling kiri adalah kaki a (1), kaki tengahadalah kaki b (2) dan
kaki paling kanan adalah kaki c (3).
·
Sesuaikan
dengan simbolnya. Umumnya kaki a
adalah ground, sedang kaki bdan c
tinggal menyesuaikan
Cara pengukuran dengan potensiometer mempunyai
ciri-ciri, sebagai berikut:
1.
Pengukuran dengan
potensiometer dapat dibuat tanpa menarik arus dari sumber tegangan Vs atau
Vx. Pada umumnya bila arus diambil dari sumber tegangan, maka teagangan
terminal dari sumber tersebut akan turun. Bila arus yang diambil dari sumber
tegangan adalah I dan penurunan tegangan pada terminal-terminalnya adalah ΔV,
maka sumber tegangan tersebut adalah Vo dimana merupakan tegangan terminal
terbuka Ri adalah tahanan dalamnya. Tegangan terminal terbuka ini harus diukur
tanpa mengambil arus dari sumber tegangan. Tahanan dalam dari sumber tegangan tidak dapat
diukur secara terpisah dari sumber tegangan tersebut, dan demikian
pula penurunan tegangannnya bila arus ditarik dari sumber tegangan
tersebut tidak pula dapat diketahui. Jadi, dengan mempergunakan suatu
potensiometer maka tegangan terminal terbuka dapat diukur.
2.
Penghantar-penghantar yang
dipergunakan untuk menghubungkan sumber tegangan mempunyai tahanan. Antara
sikat dari potensiometer terdapat pula tahanan-tahanan kontak. Akan tetapi
dalam pengukuran dengan potensiometer, arus tidak mengalir dalam
penghantar - penghantar kepada sumber tegangan maupun sikat-sikat, sehingga
dengan tidak dipengaruhi oleh harga tahanan pengantar maupun tahanan kontak,
dandengan demikian maka tegangan yang sebenarnya dapat diukur. Sebaliknya,
dengan alat pengukur volt, akan terdapat arus kecil sebesar 1mA sampai dengan
1μA yang mengalir melalui alat pengukur volt dalam penggunaannya untuk
pengukuran tegangan, dan akan memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan yang
cukup berarti, tegantung dari pada cara pengukuran yang dipakai.
G. Menghitung Potensiometer dan Rangkaian Jembatan
1.
Potensiometer
Sumber
: (http://airlangga25.wordpress.com)
Pengatur volume pada receiver atau pada radio adalah contoh penggunaan
resistor variabel sebagai potensiometer. Ketika terminal yang dapat bergeser
berada pada posisi paling atas, tegangan yang tampak diantara terminal b dan c
dapat dihitung secara sederhana dengan menggunakan aturan pembagi tegangan
Vbc
= (120 V) × (50 kΩ)/(50 kΩ+ 50kΩ) = 60 V
Namun, ketika terminal yang bisa
bergeser ini berada pada posisi paling bawah, tegangan antara terminal b
dan c adalah Vbc = 0 V, karena kedua terminal
menjadi short circuit dan tegangannya menjadi nol.
Rangkaian pada gambar 7-28
menunjukkan sebuah potensiometer yang mempunyai tegangan output yang bisa diatur
antara 0 – 60 V. Output ini adalah nilai output tak berbeban, karena tidak ada
resistansi beban yang dihubungkan ke terminal b dan c. Bila sebuah resistansi
beban dihubungkan ke terminal ini, tegangan outputnya, disebut output berbeban,
yang tak akan lagi sama. Contoh berikut ini akan mengilustrasikan rangkaian
berbeban.
Contoh
Untuk rangkaian pada gambar
7-29, hitunglah range tegangan dari Vbc sebagai sebuah potensiometer yang
nilainya bervariasi antara nilai minimum dan maksimumnya.
Sumber : (http://airlangga25.wordpress.com)
Solusi:
Tegangan minimum antara terminal
b dan c akan terjadi saat kontak geser berada pada posisi paling bawah dari
resistor variabel. Pada posisi ini, tegangan Vbc =
0 V, karena terminal b dan c terhubung singkat (short circuit).
Tegangan maksimum Vbc
terjadi ketika kontak geser berada pada posisi paling atas dari resistor
variabel. Pada posisi ini, rangkaiannya ditunjukkan pada gambar 7-30.
Sumber :
(http://airlangga25.wordpress.com)
Pada gambar 7-30, kita lihat
resistansi R2 paralel dengan beban resistor RL.
Tegangan antara terminal b dan c dapat dengan mudah dihitung dari aturan
pembagi tegangan:
Vbc =
E × (R2||RL) / [ (R2||RL)
+ R1]
= (120 V) (25
kΩ) / (25 kΩ + 50 kΩ)
= 40 V
Dapat simpulkan bahwa tegangan
output dari potensiometer dapat diatur dari 0 V hingga 40 V untuk beban
resistansi RL = 50 kΩ.
Rangkaian jembatan
Wheatstone
Rangkaian jembatan adalah adalah
suatu meteran keseimbangan yang digunakan untuk membandingkan dua tegangan,
seperti suatu neraca timbangan yang digunakan uuntuk membandingkan dua
berat benda. Tidak seperti rangkaian “potensiometer” yang digunakan untuk
menyederhanakan pengukuran tegangan, rangkaian jembatan dapat digunakan untuk
mengukur semua nilai dalam besaran listrik.
Jembatan sederhana adalah
jembatan Wheatstone, biasanya tampak seperti pada gambar berikut:
Sumber :
(http://airlangga25.wordpress.com)
Ketika tegangan antara titik 1
dan terminal negatif baterai adalah sama dengan tegangan antara titik 2 dengan
terminal negatif baterai, maka detector akan menunjukkan angka nol dan jembatan
dikatakan “seimbang”. Pada saat jembatan seimbang, analisa rangkaiannya
adalah:
Ø Karena
jembatan seimbang, maka tegangan pada titik 1 sama dengan tegangan titik 2.
Maka karena tegangannya sama, tidak akan ada arus yang mengaliri detektor, atau
bisa dibilang titik 1 dan titik 2 adalah open circuit.
·
Resistor Ra dan Rb
dirangkai seri maka rangkaian penggantinya : Rs1 =
Ra + Rb
·
Resistor R1 dan R2
dirangkai seri maka rangkaian penggantinya : Rs2 =
R1 + R2
Karena tegangan E paralel dengan
Rs1 dan Rs2, maka
·
VRs1 = VRs2
= E
Arus yang mengalir pada
masing-masing cabang dapat dihitung
·
I1 = E / (Ra
+ Rb)
·
I2 = E / (R1
+ R2)
Pada saat seimbang V1
= V2
·
I1 × Rb
= I2 × R2
Dengan mensubsitusikan I1
dan I2 diperoleh:
(E) (Rb)
/ (Ra + Rb) = (E) (R2)
/ (R1 + R2)
(dibagi dengan E, sehingga E ditiadakan)
Rb /
(Ra + Rb) = R2
/ (R1 + R2)
(dikalikan silang)
R1Rb
+ R2Rb = R2Ra
+ R2Rb
R1Rb
= R2Ra
1 / R2 = Ra /
Rb (jembatan
seimbang)
Kesetimbangan
jembatan ditentukan dari rasio Ra/Rb
dan R1/R2 dan tidak
dipengaruhi oleh sumber tegangan E (misal baterai). Untuk mengukur resistansi
menggunakan jembatan wheatstone, resistansi yang akan diukur ditempatkan pada Ra
atau Rb, sementara ketiga resistor yang lainnya diketahui
nilai resistansinya. Salah satu dari ketiga resistor dapat diatur nilainya
(nilainya dapt berubah-ubah) hingga kesetimbangan rangkaian didapatkan, dan
saat kesetimbangan diperoleh, resistor yang tidak diketahui nilainya ini dapat
dihitung menggunakan rumus:
R1 / R2 = Ra
/ Rb
Jadi, dalam membuat
rangkaian jembatan, kita butuh resistor yang dapat diatur nilainya yaitu
resistor variabel, yang digunakan sebagai standar referensi. Sebagai contoh,
jika kita menyambungkan sebuah resistor yang resistansinya tidak diketahui (Rx) pada
rangkaian jembatan, maka kita
membutuhkan nilai resistansi dari ketiga resistor yang lainnya untuk
mendapatkan nilai resistansi Rx.
Pada rangkaian jembatan, nilai
rasio R1/R2 diketahui
dan nilainya tetap (merupakan resistor fixed). Tetapi resistor Ra,
merupakan resistor yang nilainya dapat diubah-ubah,umumnya disebut rheostat.
Misalkan detektor yang digunakan adalah ammeter, maka nilai Ra
harus diubah-ubah hingga ammeter menunjukkan nilai 0 A yang menandakan bahwa jembatan sudah seimbang.
Berikut ini contoh dari jembatan wheatstone:
Resistansi dari resistor yang
digunakan haruslah presisi dan detektornya juga harus memiliki sensiitivitas
yang cukup baik, maka hasil pengukuran resistansi dengan menggunakan metode ini
bisa memiliki akurasi hingga kurang lebih 0.05%. Karena memberikan hasil
pengukuran yang akurat, bisanya peralatan ini digunakan di laboraturium untuk
kepentingan kalibrasi.
Ada banyak variasi yang bisa
dibuat dari jembatn wheatstone ini. Kebanyakan jembatan dc digunakan untuk
mengukur resistansi, sementara jembatan ac biasanya digunakan untuk mengukur
induktansi (pada induktor), kapasitansi (pada kapasitor), dan frekuensi.
Keterangan Gambar
:
S : Saklar
penghubung
G : Galvanometer
E : Sumber
tegangan arus
Rs : Hambatan
geser
Rx : Hambatan
yang akan di tentukan nilainya.
Ra : Hambatan
yang sudah di ketahui nilainya.
Rb : Hambatan
yang sudah di ketahui nilainya
Saat saklar S di tutup,maka arus
akan melewati rangkaian. Jika jarum Galvanometer menyimpang artinya ada arus
yang melewatinya, yaitu antara titik C dan D ada beda potensial. Dengan
mengatur besarnya Ra dan Rb juga hambatan geser Rs akan dapat dicapai
galvanometer (G) tak teraliri arus, artinya tak ada beda potensial antara titik
C dan D.
Dengan demikian akan berlaku persamaan :
Dengan demikian akan berlaku persamaan :
H. Aplikasi jembatan Wheatstone
Gambar Aplikasi Jembatan Wheatstone
Sumber : (http://www.file-edu.com)
Jembatan Wheatstone banyak
digunakan untuk percobaan
mengukur resistansi yang nilainya kecil, oleh karena itu digunakan dalam
aplikasi seperti pengukur regangan dan termometer perlawanan. Sebagian
besar merupakan bagian dari rangkaian pengukuran listrik. Jembatan Wheatstone
adalah bagian integral dari alarm suhu rendah. Misal, resistansi termistor
yang diukur dengan menempatkan thermistor di tempat perlawanan yang belum
diketahui. Hambatan dari perubahan termistor karena pengaruh suhu akan
menyebabkan perubahan. Suhu dan ketahanan dari termistor adalah berbanding
terbalik satu sama lain. Artinya, jika suhu meningkat, ketahanan termistor
menurun. Perbedaan suhu antara kedua kaki tercermin melintasi jembatan
yang terpasang alarm. Sehingga perbedaan suhu akan mengaktifkan alarm.
I.
Keunggulan dan Kelemahan Potensiometer
1.
Keunggulan Potensiometer
Salah satu keuntungan penggunaan
dari pembagi potensial potensiometer, dengan membandingkan dengan resistor
variabel secara seri dengan sumber adalah bahwa, sementara resistor variabel
memiliki ketahanan maksimum dimana beberapa saat tegangan selalu mengalir,
pembagi dapat bervariasi tegangan output dari maksimum (VS) ke
ground (nol volt) sebagai wiper bergerak dari satu ujung potensiometer yang
lain. Selain itu, tahanan beban sering tidak dikenal karena hanya menempatkan
resistor variabel secara seri dengan beban bisa memiliki efek yang dapat diabaikan
atau efek yang berlebihan (tergantung pada beban)
Potensiometer jarang digunakan untuk
mengendalikan secara langsung kekuatan yang signifikan (lebih dari .... Watt),
karena pada potensiometer sebanding dengan kekuatan dalam beban yang
dikendalikan. Sebaliknya potensiometer digunakan untuk mengatur tingkat sinyal
analog (misalnya kontrol volume pada peralatan audio), dan sebagai masukan
kontrol untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh sebuah lampu dimmer yang
menggunakan potensiometer untuk mengontrol switching dari TRIAC, sehingga
secara tidak langsung mengontrol kecerahan lampu.
2.
Kelemahan penggunaan potensiometer
Kelemahan penggunaan
potensiometer diantaranya :
·
Cepat aus akibat gesekan
·
Sering timbul noise terutama
saat pergantian posisi dan saaat terjadi lepas kontak
·
Mudah korosi
·
Peka terhadap pengotor
Potensiometer linier
Potensiometer yang
perubahan tahanannya sangat halus dengan jumlah putaran sampai sepuluh kali
putaran (multi turn). Untuk keperluan sensor posisi potensiometer linier
memanfaatkan perubahan resistansi, diperlukan proteksi apabila jangkauan
ukurnya melebihi rating, linearitas yang tinggi hasilnya mudah dibaca tetapi
hati-hati dengan friksi dan backlash yang ditimbulkan, resolusinya terbatas
yaitu (0,2 – 0,5) %
DAFTAR PUSTAKA
Sapiie, Soedjana. 2005. Pengukuran
dan Alat Alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradya Paramita
Wikipedia. 2010. Potensiometer. (http://id.wikipedia.org/wiki/Potensiometer).
(online). Diakses 22 November 2012
Anonim. 2012. Pengertian dan fungsi Resistor Variabel. (http://www.sisilain.net/2012/07/
pengertian-dan-fungsi-resistor-variabel.html). (online). Diakses 22
November 2012
Elektronika Dasar . 2010. Jenis Potensiometer dan Aplikasinya
Sebagai Sensor. (http://elektronika-dasar.com/komponen/sensor-tranducer/jenis-potensiometer-dan-aplikasinya-sebagai-sensor/).
(online). Diakses 22 November 2012
Anonim. 2012. Fungsi Jenis dan Kelebihan Potensiometer. (http://landasanteori.blogspot.com
/2012/05/fungsi-jenis-dan-kelebihan.html). (online). Diakses 22
November 2012
Elektronika Industri. 2011. Mengukur Potensiometer dengan Multi Meter.
(http://elektronika
industri.com/mengukur-variabel-resistor-potensiometer-dengan-multimeter/).
(online). Diakses 22 November 2012
Anonim. 2012. Pengertian Jembatan Wheatstone. (http://www.file-edu.com/2012/04/
pengertian-jembatan-wheatstone.html). (online). Diakses 22 November 2012
Anonim. 2011. Jembatan Wheatstone. (http://ntrux.wordpress.com/2011/05/14/jembatan-wheatstone/).
(online). Diakses 22 November 2012
Sodiq, Ahmad. 2012. Potensiometer. (http://akhmadsodiq10.blogspot.com/2012/11/
potensiometer.html). (online). Diakses 22 November 2012
Media Bali. 2010. Jembatan Wheatstone. (http://www.mediabali.net/listrik_dinamis/jembatan
_wheatstone.html). (online). Diakses 22 November 2012
0 komentar:
Posting Komentar