Minggu, 04 Mei 2014

Karakteristik Op-amp



A. Karakteristik Op-amp

Op-amp adalah salah satu rangkaian terintegrasi (IC, integrated circuit) yang banyak digunakan pada sistem instrumentasi, khususnya untuk pembuatan pengkondisi sinyal.

Gambar 1 menunjukkan simbol Op-amp.  Op-amp banyak dipilih karena:
1.      bentuknya praktis (kecil), tidak memerlukan ruang yang banyak
2.      kehandalan tinggi
3.      mudah penggunaannya
4.      mudah diperoleh di pasaran.


Gambar 1. Penguat Operasional (Op-amp)
     (a) Simbol;  (b) rangkaian pengganti Op-amp
V+ : masukan tak membalik     ; Zin      : impedansi input
V- : masukan membalik                      ; Zout     : impedansi output
Vo  : tegangan keluaran                        ; A       : penguatan loop terbuka


Karakteristik ideal op-amp adalah sebagai berikut:
1.      Penguatan loop terbuka tak hingga, sehingga V+  = V-.
2.      Impedansi input (Zin )  tak hingga, sehingga op-amp tidak menarik arus dari sumber.
3.      Impedansi output (Zout ) nol, sehingga tegangan output konstan meskipun beban berubah.
4.      Penguatan loop terbuka (A) tak hingga.

Karakteristik real op-amp adalah sebagai berikut:
1.      Masukan V+ dan V- menghasilkan keluaran Vo =A(V+  - V-) dimana penguatan loop terbuka A harganya terbatas dan berbanding terbalik dengan frekuensi. Harga perkalian A.f  berkisar antara 0,1 s.d 10 MHz
2.      Impedansi masukan terbatas, sekitar 1 MW untuk IC bipolar atau 106 MW untuk IC-fet
3.      Pada saat V+ = V-, tegangan output tidak sama dengan nol. Tegangan ini dikenal sebagai tegangan ofset. Tegangan ofset terjadi karena ketidakseimbangan arus dan tegangan di dalam IC.
4.      Masukan V+ dan V- tidak mengambil arus bias yang sama. Hal ini juga menimbulkan tegangan ofset.
5.      Arus keluaran terbatas, berkisar antara 10mA  pada tegangan Vo = 10 Volt.




Selisih antara tegangan tak membalik (V+) dan tegangan tak membalik (V-) disebut sebagai tegangan deferensial DV = V+  - V-. Dari sifat ke-1 diperoleh  dimana A besar sekali , sehingga DV kecil sekali. Pada diode ideal DV = 0 atau V+ =  V-. Tabel 1 menunjukkan parameter penting yang menunjukkan karakteristik beberapa IC yang banyak digunakan dalam sistem instrumentasi.

Kode Produksi
Kelas
Vofs (mV)
DV/DT  (mV/°C)
Ib (nA)
GBW (MHz)
Slew Rate (V/ms)
Min Suply (V)
Max Suply (V)
no range (Volt)
KETERANGAN
LM358
BJT
7
7
100
2
1
3
32
3
General purpose
LF 351
FET
7
10
0,2
4
13
±5
±18
±3
General purpose
LM 356
BJT
2
5
0,05
5
10
±5
±20
±3
General purpose
741
BJT
5
10
300
1
0,5
±5
±18
±3
Industry Standard
LM 308A
BJT
,05
5
10
1
1
±5
±15
±3
Low offset
TLC 251
BiFET
8
2
0,001
0,12
0,04/4
1
16
±3
Low power
LM 318
BJT
4

0,5
15
70
±5
±20
±3
Higher frequency
421
BJT
5
15
10
1
0,5
3
30
±3
Quad low power, high speed
OP 07
BJT
0,01
0,2
3
0,6
0,2
±3
±18
±3
Presicion low power


B. Penguat Membalik



Gamba 2 . Op-amp sebagai penguat

Skema rangkaian penguat membalik ditunjukkan pada gambar 2a. Dengan menggunakan pendekatan op-amp ideal maka tidak ada arus yang masuk ke op-amp, sehingga R1 dan R2 membentuk pembagi tegangan. Berlaku persamaan:

                                                                                         (1)





Definisikan parameter A sebagai penguatan loop terbuka, dimana  dan G sebagai penguatan loop tertutup , maka dengan menyelesaikan persamaan (1) akan diperoleh
           
Vo R1 - Vi R1 = Vx (R1 + R2) - Vi(R1 + R2)
Vo R1 +   (R1 + R2) =  - Vi R2
(R1 A + R1 + R2) =  - Vi R2
                                                                                                        (2)
Sedangkan R3 berfungsi untuk meminimumkan ofset-DC,
           
                                                                                                 (3)


C. Penguat Tak Membalik

Skema rangkaian penguat tak membalik ditunjukkan pada gambar 2b.
Dengan menggunakan pendekatan op-amp ideal, maka Vx = Vi . Sementara itu R1 dan R2  membentuk pembagi tegangan sehingga berlaku:
                                                                                                    (4)
Untuk mendapatkan tegangan ofset minimum maka harus dipilih R1//R2 = Ri dimana Ri adalah resistnasi input.
Jika R2 dibuat sama dengan nol maka diperoleh penguat tak membalik dengan penguatan satu (gambar 2c). Rangkaian semamacm ini dikenal sebagai buffer atau penyangga tegangan, memiliki karakteristik: (1) impedansi input sangat tinggi, (2) impedansi output sangat rendah dan (3) penguatan loop tertutup sama dengan satu.

 

D. Penguat Deferensial

Skema rangkaiana penguat deferensial ditunjukkan pada gambar 3. Rangkaian ini berguna untuk menguatkan  selisih antara dua tegangan masukan (V2 - V1).


Gambar 3. Penguat deferensial
(a)    Skema rangkaian
(b)   Simbol penguat deferensial



Dengan menggunakan pendekatan diode ideal maka V+ = V- = Vx. Op-amp ideal tidak menarik arus dari sumber sehingga R1 dar R2 membentuk pembagi tegangan, den=mikian juga R3 dan R4. Tegangan Vx jika dihitung dari rangkaian V1 :
           
Tegangan Vx jika dihutung dari rangkaian V2 :
           
Solusi dari kedua persamaan di atas adalah:
           
                                                                       (5)
Jika dipilih resistor sedemikian rupa sehingga R1 = R3  dan R2 = R4 , maka persamaan 5 menjadi
                                                                                                       (6)











Gambar 4. Pengukuran CMRR
(a)    pengukuran penguatan Gd
(b)   pengukuran penguatan Gc

Untuk mendapatakan tegangan ofset yang minimum maka harus dipilih resistor sedemikian rupa sehingga R1//R2 = R3//R4
CMRR (Common Mode Rejection Ratio)
Idealnya penguat deferensial hanya menguatkan selisih antara kedua sinyal input (V2 - V1) atau ‘deferent-mode signal’. Namun pada umumnya penguat deferensial juga menguatkan ‘common-mode signal’  yaitu sinyal rata-rata dari kedua input (V1 + V2)/2. CMRR didefinisikan perbandingan antara   penguatan tegangan sinyal deferent-mode terhadap penguatan tegangan sinyal common-mode. Penguat yang baik mensyaratkan CMRR yang sangat tinggi. Untuk memperbaiki CMRR penguat deferensial dapat dilakukan dengan menambah penguat non inverting dengan penguatan satu (G = 1) pada masing-masing input penguat diferensial, sehingga terbentuk penguat instrumentasi (Gambar 5).
Pengukuran CMRR secara sederhana dapat ditunjukkan pada gambar 4. Pertama berikan sinyal input kepada input tak membalik, sedangkan input membalik digroundkan (Gambar 4a). Hitung penguatan derefent-mode (Gd) dengan membandingkan hasil pengukuran sinyal output dan sinyal input. Langkah kedua berikan sinyal input bersama-bersama kepada kedua input penguat deferensial (Gambar 4b). Hitung penguatan Common-mode (Gc) dengan membandingkan hasil pengukuran sinyal output dan sinyal input. Selanjutnya CMRR dihitung sebagai CMRR = Gd / Gc .

E. Penguat Instrumentasi

Penguat instrumentasi disusun atas tiga buah op-amp seperti ditunjukkan pada gambar 4.  Op-amp A1 dan A2 bertindak sebagai buffer dan A3 sebagai penguat deferensial. Dengan menggunakan pendekatan diode ideal dimana tegangan kaki membalik V- sama dengan tegangan kaki tak membalik (V+) maka tegangan pada R1 merupakan selisih antara V1 dan V2, dinyatakan dengan  V = V1 - V2 . Sementara itu arus yang mengalir pada R1 : . Karena op-amp ideal tidak menarik arus dari sumber maka arus pada R2 sama dengan arus pada R1.  Tegangan output masing-masing buffer dapat dinyatakan dengan:
            V1 = V1 + i.R2  = V1 +
            V2 = V2 - i.R2  = V2 -






Output kedua buffer ini merupakan input bagi penguat deferensial A3:
            (V1 - V2) = V1 + - V2 +
                              = (V1 - V2) + 2V
(V1 - V2) = V                                                                                 (7)

Karena op-amp A3 juga tidak menarik arus dari sumber maka i1 = i2 , i3 = i4   dan Vx = Vy  , maka
           
                                                                                 (8)





Gambar 4. Penguat instrumen-tasi


Dari persamaan i3 = i4 dapat diturunkan persamaan:
           
                                           (9)





Substitusikan (9) ke (8), diperoleh
                                     (10)
Hubungan input-ouput pada penguat deferensial A3  dapat juga dinyatakan dengan:
            Vo = AD (V2  - V1)
            Vo = AD V2  - AD V1                                       (11)
dimana AD menyatakan penguatan dari penguat deferensial A3. Dengan membandingkan persamaan (10) dan (11), maka syarat perlu agar kedua persamaan tersebut mempunyai solusi adalah
              
Solusi persamaan tersebut adalah
                                                           (12)
Pembahasan di atas menunjukkan adanya persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangkaian penguat instrumentasi bahwa perbandingan resistansi R4/R3 dan R6/R5 harus sama.
Selanjutnya dari persamaan (7) dan (11) dapat dicari solusi untuk Vo
            Vo  = AD (V2 - V1)
           




Gambar 6.  Optimasi CMRR pada penguat instrumentasi

Karakteristik penguat instrumentasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Impedansi input sangat tinggi.
2.      CMRR tinggi.
3.      Penguatan sangat besar dan presisi.



Konfihurasi dua buah penguat tak membalik pada bagian input dengan sebuah resistor umpan balik bersama (R1) selain memberikan impedansi input sangat tinggi juga menyebabkan rangkaian ini mempunyai CMRR yang cukup besar. Optimasi CMRR dapat dilakukan dengan menambahkan sebuah resistor variabel Rc (Gambar 6). Tunning dapat dilakukan dengan memberikan input bersama seperti gambar 6, atur Rc sehingga diperoleh  Vo  yang sekecil mungkin.

F. Komparator

Salah satu aplikasi dari Op-amp yang sangat luas penggunaannya dalam instrumentasi adalah komparator. Rangkaian ini berguna untuk membandingkan amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin  dan -Vin masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah

+Vin  ³ -Vin maka Vo = Vsat+
+Vin  < -Vin  maka Vo = Vsat-


Beberapa tipe komparator yang banyak dijual di pasaran antara lain
LM 311 : single cheap voltage comparator
LM 319 : high speed dual comparator
LM 339 : low power low offset voltage quad comparator

Rangkaian dasar komparator dengan catu tegangan tungggal ditunjukkan pada gambar 1a, rangkaian yang lebih lengkap (gambar 1b) menggunakan catu tegangan ganda dan rangkaian balance untuk memperbaiki unjuk kerja terutama jika bekerja dengan input frequensi rendah. Rs dan Rs’ sebesar 10k s.d 100 k jika input dihubungkan pada jaringan resistip. Pada Vin  tertentu perlu dipasang C1 antara 100 pF s.d 1000 pF untuk mendapatkan output yang lebih baik. Trimpot 5k befungsi sebagai umpan balik positip, jika tidak dipasang maka pin 5 dan 6 harus dihubung singkat.

Gambar 7 Rangkaian komparator
(a)    komparator dengan supply tegangan tunggal
(b)   komparator dengan rangkaian balance





Komparator Sebagai ‘inverting zero crossing detector’ dengan hysterisis



Gambar 8 Inverting zero crossing detector dengan hysterisis

Yang membedakan rangkaian komparator dan rangkaian penguat adalah bahwa pada rangkaian komparator menggunakan umpan balik positip, sedangkan pada rangkaian penguat menggunakan umpan balik negatip.

Besarnya tegangan threshold . Jadi
·         Jika Vi £ VT maka  Vo = Vsat+ sehingga  upper threshold
·         Jika Vi > VT maka Vo = Vsat- sehingga lower threshold
Lebar hysterisis VH = ½VUT ½+  ½VLT ½

Inverting zero crossing detector dengan hysterisis dan tegangan referensi

Gambar 9. Inverting zero crossing detector dengan hysterisis dan tegangan referensi






·         Jika Vi £ VT maka  Vo = Vsat+ sehingga  upper threshold
·         Jika Vi > VT maka Vo = Vsat- sehingga lower threshold

 

Non Inverting Zero Crossing Detector Dengan Hysteris



Gambar 10 Non Inverting zero crossing detector dengan hysterisis


Dengan menggunakan pendekatan op-amp ideal maka berlaku
Jika Vi ³ VT  maka Vo = Vsat+ , sehingga  atau  ç VLT
Jika Vi < VT  maka Vo = Vsat- , sehingga  atau ç VUT





Vi  
 
Non Inverting Zero Crossing Detector Dengan Hysteris dan Tegangan Referensi


Gambar 11 Non Inverting zero crossing detector dengan hysterisis an tegangan ofset


Dengan menggunakan pendekatan op-amp ideal maka berlaku
Jika Vi ³ VT  maka Vo = Vsat+ , sehingga  ç VLT
Jika Vi < VT  maka Vo = Vsat- , sehingga ç VUT


One shot Multivibrator with input lock-out







1 komentar:

  1. CARI SITUS BANDAR YANG AMAN DAN TERPERCAYA?
    PASTINY DI ZEUSBOLA DONG.

    ZEUSBOLA MERUPAKAN SITUS BANDAR YANG SANGAT TERPOPULER DI MASYARAKAT INDONESIA,KAMI JUGA MENYEDIAKAN GAME YANG MEBUAT ANDA TIDAK BOSAN DAN JUGA BISA MEMBUAT ANDA JADI JUTAWAN LOHH

    MELAYANI DEPOSIT PULSA DAN DEPOSIT REKENING

    SEGERA DAFTAR DAN DAPATKAN HADIAH MENARIK SEPERTI JUATAAN RUPIAH DAN IPHONE 11 PRO MAX YA


    untuk info selanjutnya hubungi cs kami di
    instagram : zeusbola.official




    BalasHapus