Sabtu, 03 Mei 2014

Menerapkan Dasar Dasar Kelistrikan



 







Kompetensi Dasar
· Mengidentifikasi teori atom Modern
· Menjelaskan tegangan, arus dan tahanan listrik
· Menjelaskan sifat-sifat beban listrik yang bersifat resistif, kapasitif dan
   induktif pada rangkaian arus searah dan bolak-balik
· Menggunakan hukum-hukum rangkaian listrik arus searah


A.     Teori atom modern

Atom adalah pertikel terkecil dari sebuah molekul yang masih memiliki sifat dari molekul tersebut. Teori atom Rutherford-Bohr menyatakan bahwa atom tersusun atas  inti atom dan elektron. Inti atom tersusun atas proton yang bermuatan listrik positif dan neotron yang tidak bermuatan listrik. Elektron


B.      TEGANGAN, ARUS DAN TAHANAN LITRIK

Tegangan listrik adalah gaya listrik yang mendorong muatan listrik mengalir dalam rangkaian.  Besarnya tegangan didefinisikan sebagai energi per muatan listrik, dinyatakan dengan

  ………………………………………………………………………………………………(1)

V: tegangan,  dalam satuan Volt
W: energi,  dalam satuan Joule
Q: muatan listrik, dalam satuan Coulomb

Gambar 1. 1Gerakan elektron dalam konduktor dan isolator
Arus listrik adalah banyaknya  muatan listrik yang mengalir setiap waktu, dinyatakan dengan:

 ………………………………………………………………………………………………(2)

I: arus listrik, dalam astaun Amper
t: waktu, detik

Jika rangkaian listrik diidentikkan dengan instalasi air, maka tegangan listrik identik dengan tekanan air yang dihasilkan oleh pompa.  Arus listrik identik dengan debit air atau banyaknya air yang mengalir setiap satuan waktu. Muatan listrik identik dengan air.

Gambar 1. 2  Definisi arus listrik 1 Amper

Tahanan memberikan perlawanan terhadap arus listrik. Dalam rangkaian listrik tahanan berguna untuk mengatur besarnya tegangan atau arus dalam rangkaiantersebut. Tahanan sebuah penghantar berbanding lurus dengan panjang  dan tahanan jenisnya,  berbanding terbalik dengan luas penampang.  Semakin panjang penghantarnya maka tahanannya semakin besar, sebaliknya semakin besar ukuran luas penampang penghantar maka tahanannya semakin kecil.

  ………………………………………………………………………………………………(3)

L: panjang konduktor, meter
r: tahanan jenis, Ohm.meter/mm2
A: luas penampang konduktor, mm2

Bahan yang mudah menghantarkan listrik disebut konduktor.  Konduktor memiliki  tahanan jenis yang kecil. Contoh konduktor adalah tembaga, perak, emas, besi. Hampir semua jenis logam adalah penghantar. Bahan yang tidak mudah menghantarkan listrik disebut isolator. Isolator memiliki tahanan jenis yang besar. Contoh isolator adalah kayu, kaca, proselin, plastik dan karet.
Arus listrik mengalir dalam rangkaian yang tertutup. Hubungan antara tegangan, arus dan tahanan dinyatakan dengan Hukum Ohm : tegangan sama dengan arus kali tahanan,

V = I x R ………………………………………………………………………………………………(4)

Dalam rangkaian tertutup arus listrik mengalir dari titik bertegangan positip ke titik bertegangan negatip, sebaliknya elektron mengalir dari titik bertegangan negatif ke titik bertegangan positif.  Tanda panah pada gambar 1.3 menunjukkan arah aliran elektron.

Gambar 1. 3  Rangkaian listrik tertutup

C.      DAYA LISTRIK

Daya listrik  didefinisikan sebagai besarnya energi  per satuan waktu.

  ………………………………………………………………………………………………(5)

P: daya listrik, dalam satuan Watt atau  Joule/detik

Persamaan (5) dapat dikembangkan lagi  

P = V x I ………………………………………………………………………………………………(6)

Jika persamaan (4) disubstitusikan ke persamaan (6), akan diperoleh

  ……………………………………………………………………………………………(7)
 ……………………………………………………………………………………………(8)

Berdasarkan persamaan (7) dapat dinyatakan bahwa daya listrik berbading lurus dengan kuadrat arus, sedangkan dari persamaan (8) dapat dinyatakan bahwa daya listrik berbading lurus dengan kuadrat tegangan.



Contoh Kasus.1
Sebuah lampu pijar 40W/220 Volt. Berapa tahanan lampu tersebut? Berapa dayanya jika diberi tegangan 440 Volt? 
           

Solusi
Tahanan lampu bisa dihitung dari persmaan (8)
             = 1.210  W
Jika diberi tegangan 440 Volt, maka dayanya dihitung menggunakan persamaan (8):
 160 W

[Tegangan dilipatkan dua kali, maka dayanya berlipat ..... kali]

D.     RANGKAIANA SERI-PARALEL TAHANAN


Gambar 1. 4  Rangkaian seri tahanan

Gambar 1.4 menunjukkan empat buah tahanan yang dihubung seri.  Setiap tahanan dialiri arus yang sama.  Tegangan pada masing-masing tahanan dihitung dengan arus dikali dengan tahanan masing-masing tahanan.
            ER1  = I. R1  ; ER2  = I.R2 ; ... ERn  = I.Rn
Tegangan keseluruhan:
            EAB  = ER1  + ER2  + ... + ERn
                   = I. R1  + I.R2 + ... + I.Rn
                   = I(R1  + R2  + ... + Rn )
            EAB  = I.Rt

            Rt    = R1  + R2  + ... + Rn ……………………………………………………………………(9)

Tahanan total dari beberapa tahanan yang dihubung seri sama dengan jumlah tahanan seluruh tahanan, Rt  = S R.

Gambar 1. 5   Rangkaian paralel tahanan

            Rangkaian paralel tahanan ditunjukkan pada gambar 1.5. Setiap tahanan langsung terhubung ke titik yang sama yakni A dan B. Jika bateray dipasang pada titik A – B, maka setiap tahanan akan mendapat tegan sebesar EAB.
Arus pada masing-masing tahanan dapat dihitung dengan :
             
EAB  = ER1  = ER2  = ... = ERn
IT  = I1  + I2  + I3  + ... + In

   …………………………………………(10)
Studi Kasus-1

Gambar 1. 6   Rangkaian seri tahanan untuk Kasus-1
Berapa tahanan total RAB  dan RPQ  pada rangkaian tahanan gambar 1.6?



Studi Kasus-2
Gambar 1. 7   Rangkaian paralel tahanan untuk Kasus-2
Berapa RAB  dan RPQ ?

Studi Kasus-3
Gambar 1. 8  Rangkaian seri-paralel tahanan untuk kasus-3

a)      Berapa tahanan ekivalen antara titik A dan B?
b)      Berapa tahanan ekivalen antara titik C dan D?
[masalah ini tidak bisa diselesaikan menggunakan konsep seri-paralel, tetapi harus menggunan TRANSFORMASI bintang-segitiga]

 



E.      TRANSFORMASI BINTANG-SEGITIGA

                 Dalam kasus tertentu seperti pada kasus-3.b, kadang tiga buah tahanan yang dihubung bintang harus dicari rangkaian segitiga ekivalennya, atau sebaliknya.

Gambar 1. 9  Tiga tahanan dalam hubungan setiga dan Bintang

                 Tiga buah tahanan dalam hubungan segitiga R1, R2 dan R3 harus dicari rangkaian ekivalennya dalam hubungan bintang RP , RQ  dan RR.

 ..............................................(i)

 ............................................ (ii)

 ........................................... (iii)

Jika (ii) dikurangi (iii)

          ................................................................. (iv)

Jika (i) ditambah (iv)
                      .................................................................(v)


Jadi untuk transformasi dari segitiga ke bintang: Tahanan bintang = (tahanan yang mengapit dikalikan, hasilnya dibagi dengan jumlah seluruh resistnansi segitiga)


Transformasi Segitiga-Bintang:
 
   ………………………………………………………………(11)


Sementara untuk melakukan transformasi dari bintang ke segitiga, digunakan persamaan sebagai berikut:


Transformasi bintang ke segitiga:

 
……………………………………………………(12)

RR  adalah tahanan yang bersebarangan dengan R1   
RQ  adalah tahanan yang bersebarangan dengan R2  
RP  adalah tahanan yang bersebarangan dengan R3

Contoh Kasus-2
Gambar 1. 10  Menyederhanakan rangkaian tahanan menggunakan transformasi segitiga-bintang

RCD  dapat dihitung sebagai berikut:
·         RP , RQ , RR hubungan bintang ditransformasi menjadi segitiga Rx, Ry, Rz
·         Rx paralel dengan R1  è Rx1
·         RY paralel dengan R2 è Ry2
·         Rz paralel dengan R3 è Rz3
·         Ry2 dan Rz3 seri è Rxy
·         Rxy paralel dengan R1 è RCD.

Studi Kasus-5
Gambar 1. 11  Rangkaian tahanan untuk studi kasus-5
1.      Apakah rangkaian tersebut bekerja normal?
2.      Jika Voltmeter menunjuk 0,0 Volt dan Amper meter menunjuk 1.500 mA, apa penyebabnya?
3.      Jika Ampermeter menunjuk 3.000 mA dan Voltmeter menunjuk 18 Volt, apa penyebabnya?

Studi Kasus-6
Gambar 1. 12  Rangkaian tahanan untuk studi kasus-6

1.      Jika Bateray dilepas, berapa tahanan ekivalen antara titik A-C dan B-D? 
2.      Jika bateray dipasang, berapa arus pada R-15W? 
3.      Jika bateray dipasang, berapa tegangan EBD?        

Studi Kasus-7
Gambar 1. 13  Rangkaian tahanan untuk studi kasus-7
Berapa tahanan Rx pada rangkaian gambar 1.13 agar Voltmeter menunjuk nol Volt?
Petunjuk:
·         Voltmeter menujuk nol jika VA  = VB
·        
·        
·        
·        
·        
·        

F.       ARUS BOLAK-BALIK (ALTERNATING CURRENT)

Bateray, accumulator (aki) dan sel surya menghasilkan tegangan dan arus searah. Sedangkan generator listrik menghasilkan arus dan tegangan bolak-balik.  Tegangan bolak-balik yang dihasilkan oleh generator listrik dinyatakan dengan persamaan:

e = Em. Sin (w.t)……………………………………………………………………………………(13)

e    : tegangan sesaat, dalam satuan Volt     
Em: tegangan maksimum
w  : frekuensi (radian per detik)  w = 2..f.t,
      dimana f adalah frekuensi dalam Hertz.


Gambar 1. 14  Gelombang tegangan bolak-balik

Dalam rangkaian elektronika, arus dan tegangan bolak-balik selain sinusioda ada juga yang kurvanya berbentuk kotak, segitiga, gigi gergaji, dan sinyal tidak periodik. Sinyal adalah istilah yang digunakan untuk menyebut tegangan atau arus yang kecil dalam rangkaian elektronika.

Gambar 1. 15  Macam-macam sinyal non sinusioda

a.      Arus Dan Tegangan Pada Tahanan

Baik dalam rangkaian arus searah maupun arus bolak-balik hubungan antara arus dan tegangan dalam sebuah tahanan dinyatakan dengan persamaan:

V  = I x R   ……………………………………………………………………………………………(14)


Gambar 1. 16  Arus dan tegangan bolak-balik dalam sebuah tahanan

Dalam rangkaian arus bolak-balik sinusioda , arus dan tegangan berubah bersamaan. Jika arus dan tegangan dinyatakan dengan vektor, maka kedua vektor mempunyai arah yang sama. Oleh karena itu dalam rangkaian tahanan arus dan tegangan dikatakan sefasa. Artinya berubah bersama-sama.
Tahanan tidak bisa menyimpan energi. Energi listrik yang mengalir ke tahanan diubah menjadi panas (kalor).

b.      Arus Dan Tegangan Pada Kapasitor

Gambar 1. 17  Konstruksi kapasitor dan proses penyimpanan energi di dalam kapasitor

Kapasitor pada prinsipnya adalah dua keping logam yang dipisahkan dengan sebuah dielektrikum atau isolator.  Muatan listrik atau arus listrik tidak bisa menembuh dielektrikum. Jika sebuah kapasitor dihubung ke sumber tegangan searah (DC), maka kutub positif bateray akan menarik elektron dari pelat A (lihat gambar 1.17), sedangkan kutub positif bateray akan mendorong elektron ke pelat kapasitor B. Akibatnya pelat A kekurangan elektron sehingga bermuatan listrik positif, pelat B kelebihan elektron sehingga bermuatan listrik negatif. Kedua muatan tersebut tetap tinggal pada pelat-pelat kapasitor meskipun bateray sudah di lepas. Muatan listrik yang terkonsentrasi pada dua pelat yang terpisah tersebut menimbulkan beda potensial (tegangan listrik) antara kedua pelat. Jika kemudian kedua pelat saling dihubungkan dengan seutas kabel maka elektron dari pelat B akan berpindah ke pelat A sehingga kedua pelat menjadi netral. Adanya loncatan elektron ini ditunjukkan dengan percikan bunga api. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kapasitor dapat menyimpan energi dalam bentuk medan listrik.


Gambar 1. 18  Pengisian dan pengosongan kapasitor pada rangkaian DC
Tegangan yang timbul dalam sebuah  kapasitor dinyatakan dengan persamaan:

  ………………………………………………………………………………………(15)

C: kapasitansi kapasitor, dalam satuan Farad
I : arus yang mengalir, dalam satuan Amper

Kapasitor yang dialiri arus identik dengan gelas yang dituangi air. Tegangan yang muncul pada kapasitor merupakan akumulasi (jumlah atau  integral) dari muatan listrik yang masuk ke kapasitor. Tegangan pada kapasitor yang dialiri arus berbanding terbalik dengan kapasitansi kapasitor, artinya semakin besar kapasitansinya maka memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tegangan yang diinginkan.
            Jika kapasitor dihubungkan dengan sumber tegangan DC, maka arus pengisian akan berhenti setelah kapasitor terisi penuh dengan muatan listrik.  Waktu untuk mengisi kapasitor mencapai muatan penuh ini disebut dengan konstanta waktu (t). Tegangan kapasitor dan konstanta waktu rangkaian RC dinyatakan dengan:

 ……………………………………………………………………(16) 
t = R.C  ………………………………………………………………………………………………(17)

Semakin besar tahanan R, maka arus pengisian menjadi kecil sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk mengisi penuh kapasitor. Semakin besar kapasitor, waktu pengisian juga lebih lama.

Gambar 1. 19  Kurva tegangan dan arus sinosiuda dalam kapasitor

Jika kapasitor dialiri arus bolak-balik sinusioda i = Im. Sin(w.t), dengan menggunakan persamaan (10) maka akan diperoleh persamaan tegangan:
VC = Vm .Cos(w.t). Artinya sudut fasa antara arus dan tegangan sebesar 90°, dimana arus mendahului tegangan seperti ditunjukkan pada gambar 1.9.

c.       Arus Dan Tegangan Pada Induktor


                           (a)                                                                 (b)

Gambar 1. 20   (a) Konstruksi induktor; (b) induksi tegangan oleh perubahan magnet

Induktor adalah sebuah kumparan, pada umumnya diberi inti dari bahan yang mudah menjadi magnet.  Menurut hukum Farady, jika sebuah kumparan berada dalam medan magnet yang berubah maka kumparan akan menghasilkan tegangan. Arus listrik pada induktor menimbulkan medan magnet. Ketika arus yang mengalir berubah maka medan magnetnya juga berubah. Artinya jika arus yang mengalir pada induktor adalah arus bolak balik maka pada induktor akan dihasilkan tegangan.

Gambar 1. 21   Proses penyimpanan dan mengosongan energi pada induktor

Perhatikan gambar 1.21: Pada saat saklar ditutup arus mengalir dari sumber ke induktor dan ke tahanan. Arus pada induktor menghasilkan medan magnet. Ketika arus diputus (saklar dibuka), maka secara tiba-tiba medan magnet hilang, jadi ada perubahan medan magnet. Akibatnya kumparan menghasilkan tegangan dan mengalirkan energinya ke tahanan. Jadi  kumparan dapat menyimpan energi listrik melalui medan magnet. Oleh karena itu kumparan juga disebut induktor karena menginduksikan tegangan.
Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh induktor  berbanding lurus dengan koefisien induktansi dan besarnya perubahan arus pada induktor:

  …………………………………………………………………………………………… (18)

L: koefisiensi induktansi, dalam satuan Henry

Gambar 1. 22 Kurva arus dan tegangan dalam sebuah induktor

Jika arusnya adalah arus sinusioda : i = Im. Sin(w.t) maka , sehingga . Kurva arus dan tegangan dalam induktor ditunjukkan pada gambar 1.22.  Terlihat dengan jelas bahwa arusnya tertinggal 90° di belakang tegangan.


G.     RANGKAIAN SERI-PARALEL KAPASITOR dan induktor



                 Kapasitot dihubung paralel maka kapasitansinya menjadi besar
                 Kapasitor dihubung bseri maka kapasitansinya menjadi kecil


Beberapa kapasitor dihubung Paralel

                 Ct  = C1 + C2 +... + Cn  è Ct =SC ……………………………………………………… (19)

Beberapa kapsitor dihubung Seri:
             è …………………………………………… (20)



RANGKAIAN SERI-PARALEL INDUKTOR


           Induktor diparalel maka induktansinya menjadi  kecil
           Induktor  diseri maka indktansinya menjadi besar


Bebera induktor dihubung Seri
                 Lt  = L1 + L2 +... + Ln  è Lt =SL …………………………………………… (21)

Bebera Nduktor Dihubung Paralel: :
 è  ……………………………… (22)

ARUS PADA KAPASITOR MENDAHULUI TEGANGAN DENGAN SUDUT PHASA 90°
ARUS PADA INDUKTOR TERTINGGAL  DARI TEGANGAN DENGAN SUDUT PHASA 90°

KAPASITOR MENYIMPAN ENERGI LISTRIK DALAM BENTUK MUATAN LISTRIK
INDUKTOR MENYIMPAN ENERGI LISTRIK DALAM BENTUK MEDAN MAGNET


H.     HUKUM RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH (DC)


HUKUM OHM: ARUS DAN TEGANGAN
Tegangan pada sebuah tahanan yang dialiri arus dinyatakan dengan:

             …………………………………………………………………………………… (23)

HUKUM KIRCHOFF PERTAMA:
Jumlah arus yang menuju titik cabang sama dengan jumlah arus yang meninggalkan titik cabang tersebut.
Jika arus yang menuju titik cabang diberi notasi positif dan yang meninggalkan diberi notasi negatif, maka jumlah arus pada sebuah titik cabang sama dengan nol.

…………………………………………………………………………………… (24)

HUKUM KIRCHOFF KEDUA:
Dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah tegangan-tegangan sama dengan jumlah arus kali tahanan.

            ……………………………………………………………………………(25)

Gambar 1. 23 Rangkaian seri untuk contoh kasus 2

Contoh Kasus 2
Rangkaian yang ditunjukkan pada gambar 1.23 terdiri atas sebuah bateray dan empat buah tahanan yang dihubung seri. Karena keempat tahanan dihubung seri maka arus yang mengalir pada keempat tahanan tersebut besarnya sama.  
Menurut Hukum Ohm, tegangan masing-masing tahanan dinyatakan dengan:


            V1  = I.R1
            V2  = I.R2
            V3  = I.R3
            V4  = I.R4

Menurut Hukum  Kirchoff Kedua: V = I.R1 + I.R2 + I.R3 + I.R4  = I.(R1 + R2 + R3 + R4)
Dalam rangkaian ini tidak ada titik cabang karena hanya terdiri atas sebuah rangkaian tertutup.

Contoh Kasus 3
Rangkaian berikut terdiri atas enam buah tahanan dan dua buah bateray. Rangkaian ini terdiri atas tiga buah rangkaian.
Gambar 1. 24  Rangkaian listrik untuk contoh kasus 3

Analisis menurut Hukum Kirchoff Kedua: SV = S(I.R)

Rangkaian pertama    : 
R1 dialiri I1 , R4 dialiri arus (I1  - I2) è I2  pada R4  diberi tanda negatif karena melawan arah I1. Pada rangkaian pertama, arah arus positif adalah I1. Rangkaian pertama memiliki dua bateray V1  dan V2

              V1 - V2 = I1 . R1 + (I1 - I2).R4   è V1 -  V2 = I1.(R1  + R4) - I2.R4 ...................(i)

Rangakain kedua        : 
R4 dialiri arus (I2 - I1); R2 dialiri arus I2  dan R5  dialiri arus (I2 - I3)  è Pada rangkaian kedua, arah arus positif adalah I2. Rangkaian kedua hanya memiliki sebuah bateray yakni V2 .

            V2 = (I2 - I1). R4 + I2.R2  + (I2 - I3).R5 
            V2 =  - I1  R4 + I2 (R2 + R4  +R5) - I3.R5  ................…………………………………… (ii)

Rangkaian ketiga        : R5 dialiri arus (I3  - I2); R3  dialiri arus I3; R6  dialiri arus I3. Rangkaian ketiga sama sekali tidak memiliki bateray.

             0 = (I3  - I2).R5  + I3.R3  + I3.R6 
             0 = - I2.R5  + I3(R3 +  R5 + R6) ……………………………………………………………… (iii)

Catat: pada gambar tersebut terdapat dua macam notasi untuk arus. Arus I1 , I2  dan I3 (ditulis dengan huruf kapital) menyatakan arus lingkaran. Arus i1, i2  dan i3 (ditulis dengan huruf kecil) menyatakan arus cabang.
Kaitan antara arus cabang dan arus lingkaran adalah sebagai berikut (Perhatikan   gambar):
            i1  = I1 ;                         i2  = i4  = I6;                  i5  = I3;
            i3  = (I1  - I2);               i6  = (I2  - I3) 

Analisis menurut Hukum Kirchoff Pertama:   S i = 0
Arus pada titik cabang P:         i1  = i2  + i3
Arus pada titik cabang Q:       i4  = i5  + i6

Contoh Kasus 4
Misal tahanan dan bateray pada rangkaian gambar 1.14 bernilai sebagai berikut:
R1  = 2W;  R2 = 4W; R3  = 10W; R4 = 4W; R5 = 4W; R6 = 6W
V1 = 12 Volt; V2 = 10 Volt

Hitung
Arus lingkaran I1 , I2  dan I3
Arus cabang i1 , i2 , i3
Tegangan antara titik cabang P dan Q
Solusi
Masukkan nilai tahanan dan tegangan bateray ke persamaan (i), (ii) dan (iii):
 V1 -  V2  = I1.(R1  + R4) - I2.R4
  12 - 10 = I1.(2 + 4) - I2.4
       2      = 6I1  - 4.I2                è  2 =     6.I1   - 4I2  + 0.I3  ………………… (iv)

V2 =  - I1  R4 + I2 (R2 + R4  +R5) - I3.R5 
10 = - I1.4 + I2 (4 + 4 + 4) - I3.4
10 = - 4.I1  + 12.I2 - 4.I3          è 10 = - 4.I1  + 12.I2  - 4.I3    ……………… (v)

0 = - I2.R5  + I3(R3 +  R5 + R6)
0 = - I2 .4 + I3(10 + 5 + 5)
0 = - 4.I2 + 20.I3                      è   0 =   0.I1    - 4.I2  + 20.I3   ……………… (vi)

Gunakan teori eleiminasi untuk menghilangan I1  dari (iv) dan (v):
x 2 è  4 =     12 I1  - 4 I2    + 0 I3
x3 è 30 = - 12 I1  + 36 I2  - 12 I3  
          34 =    0. I1     + 32 I2  - 12 I3 …………………………………………………… (vii)

Gunakan teori eleiminasi untuk menghilangkan I2  dari (vi) dan (vii):
x8 è  0 =  0 I1  - 32 I2  + 160 I3
x1 è34 =  0 I1   + 32 I2  -  12 I3
         34 =                          148 I3         è I3 = 34/148 = 0,22973 A

Substitusikan I3  ke (vi) è  0 = - 4 I2  + 20 (0,22973)
   4I2 = 4,5946                è I2 = 1,1487 A
Substitusikan I2  ke  (iv) è  2 =     6.I1   - 4 (1,1487) 
         2 = 6 I1 - 4,5948
                                          6 I1 = 2 + 4,5948    è I1 = 1,0991 Amper.

Arus cabang:
            i1  = I1               è i1  = 1,0991 Amper
            i2  = I2               è i2  = 1,1487 Amper
            i3  = I1 - I2        è i3  = - 0,0496 Amper
            i4  = I2               è i4 = 1,1487 Amper
            i5  = I3               è i5  = 0,2297 Amper
            i6  = I2 - I3        è i6  = 0,91897 Amper

Tegangan antara titik P dan Q           è VPQ  = i2 .R2  = 1,1487 x 4
                                                                 VPQ  = 4,5948 Volt





Studi Kasus 8
Nilai tahanan dan tegangan  bateray adalah sebagai berikut:
R1 = R2 = 4 W
R3 = R5 = R6 = 6W
R4 = 5 W
V1 = 12 Volt
V2 = 6 Volt
V3 = 10 Volt

Tentukan:
1.      Tegangan VPQ
2.      Arus pada R1  dan R2
3.      Arus yang dikeluarkan masing-masing bateray
 
Gambar 1. 25



I.        HUKUM-HUKUM RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK

a.      Rangkaian RC Dan RL

Dalam analisis rangkaian arus bolak-balik sinusioda, tahanan , reaktansi kapasitif dan reaktansi induktif adalah besaran pasor (vektor, memiliki amplitudo dan arah). Jika f adalah frekuensi (Hertz) maka reaktansi kapasitif didefinisikan sebagai:

W   ……………………………………………………………………………… (26)

 W   ……………………………………………………………………………… (27)

(a) Rangkaian RC                                     (b) Rangkaian RL
Gambar 1. 26  Segitiga impedansi rangkaian seri RC dan RL

Tahanan mempunyai arah 0°, sedangkan reaktansi kapasityif XC  mempunyai arah –j  atau –90° . Jika R dan C dihubung seri maka impedansinya ( Z ) dinyatakan dengan

Rangakian RC                                                            
   …………………………………………………………………………… (28)                          
Rangkaian RL
   …………………………………………………………………………… (29)
Sudut antara vektor R dan vektor XC disebut sudut phasa j. Sudut phasa dihitung dengan

Rangakian RC                                                            
    atau    ………………………………………… (30)
Rangkaian RL
   atau   ………………………………………………………  (31)
Persamaan tegangan dalam rangkaian seri RC dinyatakan dengan:

VS  = I. Z
      = I( R - jXC)
            VS  = I.R - jI.XC  …………………………………………………………………………… (32)

VS : tegangan sumber
VR  = I.R : tegangan pada resistor, arah vektornya sama dengan vektor arus
VC = I.XC : tegangan pada kapasitor, arahnya tertinggal 90° dari vektor arus


Persamaan tegangan dalam rangkaian seri RL dinyatakan dengan:

VS  = I. Z
      = I( R + jxL)

Vs = I.R + jI.XL   …………………………………………………………………………… (33)

VS : tegangan sumber
VR  = I.R : tegangan pada resistor, arah vektornya sama dengan vektor arus
VL = I.XL : tegangan pada induktor, arahnya mendahului 90° dari vektor arus


Contoh Kasus
Gambar 1. 27
Jika rangkaian RC pada gambar 1.27 dialir arus sinusioda 0,2 mA, hitung tegangan sumber dan sudut phasa. Gambarkan vektor impedansi.

Solusi
·         Reaktansi kapasitif:    
·         Impedansi:                 
·         Sudut phasa:                j =
·         Tegangan sumber       VS  = I. Z = 0,2 x 10-3x18.802 =3,7604 Volt

b.      Paralel R-C

Harus diingat bahwa arus pada resistor sepasa dengan tegangan, arus pada kapasitor mendahului  tegangan dengan sudut phasa 90°.

Gambar 1. 28
Jika resistor diparalel dengan kapasitor, maka impedansinya adalah

    ………………………………………………………… (34)
      Cara lain yang lebih mudah adalah dengan menghitung arus pada masing-masing cabang dan arus total. Dalam hubungan paralel, arus total sama dengan jumlah arus pada masing-masing cabang.
 ………………………………………………………… (35)

Bandingkan dengan rangkaian seri j = tan-1.

Studi Kasus
Hitung impedansi total, arus pada R, C dan arus total serta sudut phasa, jika
R = 100kW dan Xc = 50W

Solusi:
·         Impedansi             44,72 kW
·         Arus pada resistor            
·         Arus pada kapasitor
·         Arus total              11,2 x 10-5 Amper
·         Impedansi bisa juga dihitung dari  0,4472 x 105 =44,72 kW
·         Sudut phasa           63,46712

2 komentar:

  1. CARI SITUS BANDAR YANG AMAN DAN TERPERCAYA?
    PASTINY DI ZEUSBOLA DONG.

    ZEUSBOLA MERUPAKAN SITUS BANDAR YANG SANGAT TERPOPULER DI MASYARAKAT INDONESIA,KAMI JUGA MENYEDIAKAN GAME YANG MEBUAT ANDA TIDAK BOSAN DAN JUGA BISA MEMBUAT ANDA JADI JUTAWAN LOHH

    MELAYANI DEPOSIT PULSA DAN DEPOSIT REKENING

    SEGERA DAFTAR DAN DAPATKAN HADIAH MENARIK SEPERTI JUATAAN RUPIAH DAN IPHONE 11 PRO MAX YA


    untuk info selanjutnya hubungi cs kami di
    instagram : zeusbola.official




    BalasHapus